
Sri Lanka berusaha untuk memulihkan kesinambungan utang sejalan dengan program bailout Dana Moneter Internasional senilai $3 miliar yang diperolehnya pada bulan Maret. Utang dalam negeri negara Asia Selatan itu mencapai sekitar $38 miliar pada tahun 2022, sementara pinjaman luar negeri mencapai $41 miliar, menurut IMF.
“Proposal tersebut mencapai keseimbangan dengan memenuhi kebutuhan untuk berbagi beban tanpa menimbulkan terlalu banyak risiko terhadap stabilitas keuangan,” kata Patrick Curran, seorang ekonom senior di Tellimer yang berbasis di Portland, Maine. “Ini juga memberikan pandangan awal tentang apa yang diharapkan dari kreditor eksternal, yang menurut kami menunjukkan nilai pemulihan sekitar 40 hingga 50 sen dolar.”
Obligasi dolar Sri Lanka jatuh tempo 2030 naik 4,6 sen menjadi sekitar 47 sen dolar pada Jumat. Pasar lokal ditutup untuk liburan dan akan dibuka kembali pada hari Selasa.
Rencana utang tersebut merupakan langkah besar dalam upaya Sri Lanka untuk mengembalikan ekonominya ke jalurnya setelah gagal bayar pada tahun 2022. Mendapatkan kesepakatan dari kreditur sangat penting bagi negara untuk terus membuka pendanaan di bawah bailout IMF.