
Dalam sebuah pernyataan kepada Kantor Berita Emirat (WAM) menjelang Seminar Internasional OPEC ke-8 yang akan datang di Wina, Al Ghais mengatakan bahwa tantangan keberlanjutan energi meliputi tujuan yang berkaitan dengan keamanan energi, keterjangkauan biaya, dan keharusan untuk mengurangi emisi.
Dia menyoroti keyakinan OPEC dalam mengarahkan investasi menuju teknologi pengurangan emisi dan mengintegrasikan sumber energi terbarukan dalam operasi minyak dan fuel.
Al Ghais mencatat rata-rata produksi international minyak dan fuel alam mencapai 100 juta barel per hari dan 4.000 miliar meter kubik fuel alam pada 2022, sedangkan proyeksi OPEC menunjukkan pada 2045 ekonomi international akan berlipat ganda. Populasi akan meningkat, sehingga kebutuhan akan semua sumber energi, termasuk minyak dan fuel alam, akan meningkat sekitar 23 persen.
Al Ghais juga memuji dukungan UEA untuk upaya OPEC dan menyatakan optimisme tentang konferensi COP28 yang akan datang, mengharapkannya untuk mempromosikan solusi praktis dan ambisius untuk perubahan iklim.
Mengenai harapan dan aspirasi COP28 mendatang yang diselenggarakan oleh UEA pada akhir tahun 2023, Al Ghais mengatakan bahwa konferensi tersebut akan menjadi peluang utama untuk menyatukan dunia menuju solusi praktis dan ambisius untuk mengatasi fenomena perubahan iklim. Oleh karena itu, “diharapkan menjadi konferensi praktis yang berfokus pada tindakan, implementasi dan inklusivitas, berdasarkan solusi dan prinsip inovatif yang didukung secara ilmiah yang mempromosikan kesetaraan dan inklusivitas,” katanya.
Itu juga harus fokus pada pembiayaan iklim, berbagi pengetahuan dan switch teknologi untuk mendorong inovasi dan mengembangkan solusi teknologi yang menginspirasi ambisi dan menghilangkan hambatan untuk aksi iklim kolektif, tambahnya lebih lanjut.
Dia menegaskan kembali komitmen OPEC terhadap masalah lingkungan dan perubahan iklim, menekankan peran industri dalam mengatasi perubahan iklim melalui efisiensi energi dan inovasi teknologi.
Mengenai upaya sektor energi international untuk memerangi perubahan iklim, Al Ghais mengatakan banyak negara penghasil minyak yang mengadopsi sumber energi terbarukan dan ramah lingkungan serta mengurangi emisi karbon.
Dia juga menegaskan pentingnya memenuhi komitmen keuangan international terkait, seperti janji negara maju untuk menyediakan $100 miliar setiap tahun untuk membantu negara berkembang dalam aksi iklim di bawah UNFCCC, yang akan membantu memajukan transisi international menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan.